PERAN PENTING TEACHERPRENEUR DI DALAM DAN DI LUAR KELAS

 

Oleh: Dr. Mampuono, S.Pd., M.Kom. (Tali Bambuapus Giri)

Antara Teacher, Entrepreneur, dan Teacherpreneur

Teacher (guru) sebagai profesi pada umumnya didefinisikan sebagai seorang pendidik yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing dan mengevaluasi siswa atau murid dalam mempelajari berbagai bidang studi atau keterampilan tertentu. Guru dapat bekerja di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari level pendidikan anak usia dini, sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Jika guru ditinjau dari sebutan oleh masyarakat maka guru dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu guru formal, non formal, dan informal. 

Guru formal adalah guru yang bekerja di lembaga pendidikan formal, seperti sekolah, perguruan tinggi, atau institusi pendidikan lainnya yang diakui oleh pemerintah. Mereka mengajar siswa dalam kurikulum yang terstruktur dan standar, dan menggunakan metode pengajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Guru non formal adalah guru yang bekerja di lembaga pendidikan non formal, seperti kursus, pelatihan, atau workshop yang tidak memiliki struktur kurikulum yang terstandarisasi. Mereka mengajar siswa dalam keterampilan atau bidang tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam pekerjaan.

Guru informal adalah seseorang yang memberikan pengajaran atau pembelajaran tanpa terikat oleh struktur formal atau non formal. Mereka tidak tergabung dalam lembaga pendidikan dan mungkin tidak memiliki kualifikasi formal sebagai guru. Guru informal dapat berupa orang tua, saudara, teman, atau tetangga yang memberikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks tertentu, seperti dalam aktivitas olahraga atau seni.

Entrepreneur (wirausahawan) adalah seseorang yang menciptakan dan mengelola bisnis atau usaha dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan. Seorang entrepreneur dapat menciptakan produk atau layanan baru, mengidentifikasi pasar yang belum terpenuhi, dan mengembangkan strategi bisnis yang efektif untuk mencapai tujuan bisnisnya.  Holden mengkaji hasil penelitian dan menemukan bahwa entrepreneur sukses memiliki karakteristik pribadi tertentu seperti kecerdasan, kreativitas, ketekunan, semangat, fleksibilitas, kepemimpinan, dan kepercayaan diri. Holden juga menyimpulkan bahwa seorang entrpereneur adalah seseorang yang kreatif, mampu mengembangkan produk atau jasa baru, dan senantiasa belajar untuk menemukan ide-ide baru yang berbeda dari orang lain. Meskipun wirausaha bekerja keras (lebih dari 12 jam per hari) dan mungkin tidak memiliki waktu luang, tetapi kesibukan ini dapat membuat mereka bahagia.

Seorang entrepreneur memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan, mampu bangkit kembali setelah mengalami masa sulit, dan mampu merespons dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar. Selain itu, seorang entrepreneur juga mampu memimpin dan memotivasi orang lain untuk mempercayai visinya dalam mencapai tujuan. Mereka juga cenderung melakukan perencanaan yang komprehensif untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan. Kegiatan kewirausahaan hanya dapat dilakukan oleh individu yang pintar, terampil, dan berpengalaman dalam bisnis atau usaha.

Sedangkan teacherpreneur sebenarnya isitilah yang digunakan  untuk menyebut seorang yang berprofesi atau mendapat sebutan sebagai pendidik namun pada saat yang sama ia juag aseorang pengusaha. Jadi kata techerpreneur adalah gabungan antara kata "teacher" (guru) dan "entrepreneur". Menurut Barnett Berry, Teacherpreneur merupakan seseorang berpengalaman di kelas yang mengajar peserta didik secara reguler, namun memiliki waktu, ruang dan penghargaan untuk menjalankan ide seperti seorang Entrepreneur. Menurut Dr. Mampuono (Ketua Perkumpulan Teacherpreneur Indondesia Cerdas atau PTIC) seorang teacherpreneur adalah seorang guru yang memiliki minat dan kemampuan dalam berwirausaha serta memiliki pengalaman dalam bidang tersebut. Meskipun wirausaha yang dijalankan tidak selalu berhubungan langsung dengan bidang pendidikan, namun pengalaman dan mental yang berhasil dalam berwirausaha dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja profesional sebagai seorang pendidik. Seorang teacherpreneur dapat memanfaatkan keterampilan dan pengalaman wirausaha untuk merancang program pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, menciptakan peluang bisnis yang dapat melibatkan siswa, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan manajerial yang penting dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, seorang teacherpreneur dapat menjadi model inspiratif bagi siswa dan juga dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Integrasi Peran Teacher dan Entrepreneur

Salah satu visi dari Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC)  adalah menjadikan guru yang mengajar di Era 4.0 sukses di dalam kelas dan di luar kelas. Konsep guru yang sukses mengajar di dalam kelas sekaligus sukses berbisnis di luar kelas dapat diwujudkan melalui penerapan konsep teacherpreneurship. Guru yang memperoleh keberhasilan dalam kelas dan bisnis harus mampu mengintegrasikan kedua bidang tersebut secara efektif, sehingga tidak ada yang mengganggu dan saling mendukung.

Sebagai guru, tugas utama adalah memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa. Namun, dengan mengembangkan konsep teacherpreneurship, seorang guru dapat mengembangkan bisnis di luar kelas untuk memperoleh penghasilan tambahan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan.

Namun, agar keberhasilan dalam kelas dan bisnis dapat dicapai secara bersamaan, seorang guru harus mampu mengintegrasikan kedua bidang tersebut secara efektif. Guru harus menemukan cara untuk membagi waktu dan energi mereka antara mengajar di kelas dan mengembangkan bisnis di luar kelas. Hal ini harus dilakukan tanpa mengorbankan kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa.

Selain itu, guru juga harus memperhatikan etika bisnis dan menjaga agar bisnis tidak mengganggu tugas utama mereka sebagai pengajar. Guru harus mengetahui batas-batas yang jelas antara kegiatan mengajar dan bisnis di luar kelas. Guru juga harus memperhatikan potensi konflik kepentingan yang mungkin muncul dan menjaga agar tidak ada kepentingan yang saling bertentangan.

Dalam mengintegrasikan kedua bidang tersebut, guru dapat memanfaatkan keahlian dan pengalaman mereka sebagai pengajar untuk mendukung bisnis di luar kelas. Sebagai contoh, guru dapat mengembangkan bisnis yang terkait dengan pengajaran, seperti jasa bimbingan belajar atau konsultan pendidikan. Dalam hal ini, keberhasilan dalam mengajar dapat menjadi modal utama dalam mengembangkan bisnis tersebut.

Integrasi antara keberhasilan dalam kelas dan bisnis di luar kelas harus didasarkan pada prinsip saling mendukung dan tidak mengganggu satu sama lain. Dengan cara ini, guru dapat memperoleh keuntungan dari kedua bidang tersebut dan memberikan dampak positif pada siswa dan masyarakat di sekitarnya.

Sisi Bisnis bagi Seorang Teacherpreneur

Di sisi bisnis, seorang guru juga harus memperhatikan beberapa hal lainnya. Pertama, guru harus memperhatikan legalitas dan keberlangsungan bisnis. Sebelum membuka bisnis, guru harus memahami dan memenuhi semua persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku. Selain itu, guru juga harus memastikan bahwa bisnis yang dijalankan dapat berkelanjutan dan mampu memberikan manfaat jangka panjang.

Kedua, guru harus memperhatikan waktu dan energi yang mereka curahkan untuk bisnis. Meskipun bisnis dapat menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan, guru harus tetap fokus pada tugas utama mereka sebagai pengajar. Guru harus memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tidak mengganggu waktu dan energi yang seharusnya diberikan untuk mengajar.

Ketiga, guru harus memperhatikan reputasi dan citra mereka sebagai pengajar. Bisnis yang dijalankan tidak boleh merusak reputasi dan citra baik mereka sebagai pengajar. Guru harus tetap mempertahankan integritas dan etika yang tinggi dalam menjalankan bisnis.

Dengan mengintegrasikan kedua bidang tersebut secara efektif, guru yang sukses dalam kelas dan bisnis dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam mengembangkan life skill. Mereka dapat menunjukkan bahwa kesuksesan dalam berbagai bidang dapat dicapai dengan menggabungkan keahlian, passion, integritas, dan etika yang baik.

Dampak Keberhasilan Seorang Teacherpreneur

Di sisi lain, guru yang sukses dalam mengajar dapat memberikan dampak positif pada bisnis mereka. Seorang guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif akan menarik minat orang tua dan siswa untuk menggunakan layanan bisnis yang ditawarkan. Selain itu, kesuksesan guru dalam mengajar juga dapat menjadi contoh life skill yang baik untuk siswa, karena mereka dapat melihat langsung bagaimana guru menerapkan keahlian dan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika seorang guru berhasil menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif, siswa cenderung lebih mudah belajar dan merasa nyaman di kelas. Hal ini dapat memicu peningkatan prestasi akademik siswa, yang pada gilirannya akan menarik minat orang tua untuk menggunakan layanan bisnis yang ditawarkan oleh guru. Orang tua akan lebih percaya dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh guru, sehingga mereka akan lebih cenderung memilih untuk menggunakan layanan bisnis tersebut. Selain itu, kesuksesan guru dalam mengajar juga dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi siswa untuk mengejar cita-cita mereka di masa depan. Sebagai contoh, siswa dapat terinspirasi untuk mengembangkan keterampilan dan minat mereka sendiri, seperti yang telah dilakukan oleh guru tersebut dalam mengembangkan bisnis di luar kelas.

Tidak hanya itu, ketika seorang guru memiliki kesuksesan di kedua bidang tersebut, baik dalam mengajar di dalam kelas maupun berbisnis di luar kelas, ia juga dapat menjadi panutan bagi rekan-rekan guru yang lain. Guru yang sukses dalam teacherpreneurship dapat membagikan pengalaman mereka dan memberikan saran untuk membantu guru lain mengembangkan keahlian dan bisnis mereka. Hal ini dapat menciptakan iklim kerja yang saling mendukung di antara guru-guru di sekolah tersebut, sehingga menciptakan budaya inovasi dan kewirausahaan di lingkungan sekolah. Dengan demikian, guru yang sukses dalam mengajar dan berbisnis tidak hanya memberikan dampak positif pada siswa dan orang tua, tetapi juga pada rekan-rekan guru dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.

Ketika seorang guru berhasil dalam mengajar dan berbisnis, ia dapat menjadi contoh yang baik bagi rekan-rekan guru yang lain. Guru yang sukses dapat berbagi pengalaman dan memberikan saran untuk membantu guru lain mengembangkan keahlian dan bisnis mereka. Ini menciptakan budaya kolaborasi dan saling membantu di antara guru-guru di sekolah tersebut, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Guru-guru dapat saling menginspirasi dan mendukung satu sama lain dalam mengembangkan ide-ide baru dan inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah mereka.

Selain itu, guru yang sukses dalam mengajar dan berbisnis juga dapat menciptakan budaya kewirausahaan di lingkungan sekolah. Mereka dapat memotivasi siswa untuk mempertimbangkan berkarir sebagai pengusaha atau menciptakan lapangan kerja mereka sendiri. Ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya keterampilan kewirausahaan di kalangan siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian, kesuksesan guru dalam mengajar dan berbisnis tidak hanya memberikan dampak positif pada siswa, orang tua, dan rekan guru, tetapi juga menciptakan budaya kewirausahaan yang sehat dan inovatif di lingkungan sekolah

Bisnis Seorang Entrepreneur di Luar pendidikan

Mengembangkan teacherpreneurship tidak selalu harus terkait dengan bisnis di dalam pendidikan. Namun, jika seorang guru memutuskan untuk merambah bisnis di luar pendidikan, hal ini bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan.

Sebagai contoh, seorang guru yang membuka bisnis di luar pendidikan, seperti bisnis konsultan, pengembangan aplikasi, atau layanan profesional lainnya, dapat mengembangkan keterampilan manajemen waktu, kepemimpinan, dan pengembangan bisnis yang dapat diterapkan dalam kegiatan mengajar.

Selain itu, bisnis di luar pendidikan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat membantu guru mengembangkan ide-ide inovatif dalam mengajar. Sebagai contoh, pengalaman bekerja di bidang teknologi dapat membantu seorang guru memperkenalkan teknologi terbaru dalam pembelajaran, atau pengalaman dalam pengembangan bisnis dapat membantu seorang guru mengembangkan program pendidikan baru yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Namun, perlu diingat bahwa dalam mengembangkan teacherpreneurship, guru harus mempertimbangkan etika dan integritas mereka sebagai pengajar. Guru harus tetap fokus pada tugas utama mereka sebagai pengajar, dan menjaga agar bisnis di luar pendidikan tidak mengganggu tugas mereka dalam mendidik siswa.

 

(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri atau Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri. Dr. Mampuono, M.Kom. penulis artikel ini adalah Ketua Umum PTIC yang konsen pada peningkatan kompetensi dan kesejahteraan para guru yang menyepakati diri bergerak sebagai teacherpreneur.)

Sumber Bacaan

  • Berry, B., Byrd, A., & Wieder, A. (2013). Teacherpreneurs: Innovative teachers who lead but don't leave. John Wiley & Sons
  • Buckley, A. P., & Nzembayie, K. F. (2016, May). Teacherpreneurs: From vocation to innovation. In ICIE2016-Proceedings of the 4th International Conference on Innovation and Entrepreneurship: ICIE2016 (p. 36).
  • Donitsa-Schmidt, S., & Zuzovsky, R. (2020). The effect of formal, nonformal and informal learning on teachers’ promotion to middle leadership roles in schools. International Journal of Leadership in Education, 23(4), 371-387.
  • Holden, J. (2014). Principles of entrepreneurship. The U.S. Department of State’s Bureau of International Information Programs.
  • Mahendra, S., Sofyan, H., & Rohmantoro, D. (2019). The teacherpreneur character of vocational high school teacher In Indonesia. International Journal of Recent Teachnology and Enggineering (IJRTE), 8(2), 5877-5880.
  • Misko, J. (2008). Combining Formal, Non-Formal and Informal Learning for Workforce Skill Development. National Centre for Vocational Education Research Ltd. PO Box 8288, Stational Arcade, Adelaide, SA 5000, Australia.
  • Shelton, C. C., & Archambault, L. M. (2020). Learning from and about elite online teacherpreneurs: A qualitative examination of key characteristics, school environments, practices, and impacts. Teachers College Record, 122(7), 1-44.
  • Shelton, C. C., & Archambault, L. M. (2019). Who are online teacherpreneurs and what do they do? A survey of content creators on TeachersPayTeachers. com. Journal of Research on Technology in Education, 51(4), 398-414.
  • Tudor, S. L. (2013). Formal–non-formal–informal in education. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 76, 821-826.