INSPIRING PROFESSIONAL Trik Bagaimana Berbudidaya di Pekarangan Rumah

Semarang, 1 April 2023 Perkumpulan
Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) bekerja sama dengan Universitas Sains
dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM), Sukses dalam
menyelenggarakan Inspiring Professional dengan
tema Trik Bagaimana Berbudidaya di Pekarangan Rumah.
Acara Inspiring Professional Trik Bagaimana
Berbudidaya di Pekarangan Rumah tersebut diselenggarakan Sabtu, 1 April 2023
Pukul 12.30 s.d 14.30 WIB yang di laksanakan
melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer
(Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Inspiring Professional ini di isi oleh Narasumber Ida
Aryani, S.P., M.Si. (Dosen Universitas Palembang, PP PTIC) menjelaskan tentang Trik
Bagaimana Berbudidaya di Pekarangan Rumah. Pekarangan rumah dapat di manfaatkan
sebagai tempat bercocok tanam baik tanaman sayuran, buah-buahan. Hasil dari
tanaman yang berguna untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan
pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan mendukung
program pemerintah penanganan lokasi prioritas intervensi penurunan stunting.
Model budidaya yang dapat adalah model budidaya secara
vertikal atau vertikultur dan budidaya dalam pot. Hampir semua jenis tanaman
dapat ditanam dalam sistem vertikultur, pot dan bedengan, diantaranya : bayam,
kangkung, sawi, selada, kemangi, kucai, seledri, cabai, tomat,terong, pare, kacang
panjang, timun, dll. Namun demikian untuk budidaya vertikultural menggunakan wadah
talang, bambu atau paralon yang dipasang secara horizontal, kurang cocok untuk
sayuran jenis buah seperti cabai, terong, tomat, buncis tegak, pare, dll. Hal
tersebut disebabkan dangkalnya wadah pertanaman sehingga tidak cukup kuat
menahan tumbuh tegak tanaman. Sayuran buah cocok untuk ditanaman dalam pot,
polybag atau paralon dan bambu yang ditegakkan sehingga dapat menampung media
tanam dalam jumlah cukup banyak.
Penyiapan Wadah Pertanaman Vertikultur dari Bambu atau
Paralon. Alat & Bahan yang dibutuhkan untuk sistem paralon sederhana adalah
pipa paralon, net pot yang ukurannya lebih kecil dari diameter paralon Anda.
Jika Anda tidak memiliki net pot, Anda bisa menggunakan cup (gelas plastik air
mineral) yang telah diberi lubang di sekelilingnya menyerupai net pot. penutup
paralon, air, nutrisi khusus tanaman hidroponik (bisa buat sendiri atau beli
yang sisa campur air), media tanam untuk hidroponik (kerikil atau pelet tanah
liat), tanaman yang ingin ditanam hidroponik (tanaman muda yang sudah berakar
dan berdaun dua).
Dalam membudidayakan tanaman hidroponik, anda
membutuhkan rockwool untuk media tanam yang terbuat dari batu alam dan diolah dengan
mesin berteknologi tinggi. Caranya, adalah memotong rockwool dengan ukuran
kotak 2,5×2,5×2,5. Tata potongan rockwool yang sudah diberi cekungan ke dalam
nampan persegi. Kemudian, basahi rockwool dengan menggunakan air. Jangan buat rockwool
terlalu basah. Cukup basahi dengan disemprot. Setelah itu, beri cekungan bagian
tengah rockwool dengan kedalaman kira-kira 0,25 cm. Atau bisa dengan membuat
lubang kecil dengan menggunakan lidi. Masukkan benih ke dalam lubang kecil
tersebut, dengan menggunakan lidi. Cukup satu benih saja. Tutup nampan dengan menggunakan plastik hitam dan
simpan selama 2-3 hari, dan benih akan mulai tumbuh. Begitu muncul daun, segera
pindahkan bibit ke tempat dengan cahaya yang cukup. Periksa setiap hari kondisi bibit. Jangan lupa untuk
menyirami rockwool dengan menggunakan semprotan air kecil. Tunggu sampai bibit
menumbuhkan daun sejati. Setelah itu, pindah bibit ke media hidroponik.
Wadah Pot. Untuk tanaman sayuran buah berkisar
3-20 kg. Apabila belum ada lubang, maka lakukan pelubangan pada dasar pot dalam
jumlah yang cukup banyak guna mengatur kelebihan air penyiramanJenis pot yang
digunakan dapat berupa pot plastic, ember, kaleng, pot gerabah, polybag, dll. Pada
prinsipnya wadah atau pot tersebut dapat menampung media tanam dalam jumlah
yang cukup. Untuk tanaman sayuran daun, volume media tanam yang digunakan
minimal seberat 1 kg. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/-zPF3OO27qY?feature=share